Blog


Friday, 09-02-2024 | Ichsan | Kedokteran

Share:

Kanker Serviks: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia. Kanker ini bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat. Namun, tahukah kamu bahwa kanker serviks sebenarnya bisa dicegah dan diobati?

Simak artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kanker serviks, mulai dari definisi, gejala, penyebab, komplikasi, faktor risiko, pencegahan, hingga pengobatan.

Daftar Isi

Pendahuluan

1. Definisi Kanker Serviks

2. Mengapa Wanita Perlu Memahami Kanker Serviks?

3. Gejala

4. Penyebab

5. Komplikasi

6. Faktor Risiko

7. Pencegahan

8. Pengobatan

9. Kesimpulan

10. FAQ

11. Daftar Pustaka


===


1. Definisi Kanker Serviks

Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Leher rahim adalah bagian rahim yang terhubung ke vagina. Fungsinya adalah untuk memproduksi lendir yang membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual.

Leher rahim juga berfungsi melindungi rahim dari bakteri dan benda asing dari luar. Kanker serviks terjadi ketika sel-sel yang sehat mengalami perubahan atau mutasi. Mutasi ini menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga membentuk sel kanker.

Kanker serviks umumnya berkembang perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut. Oleh sebab itu, penting untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini sebelum timbul komplikasi serius.


2. Mengapa Wanita Perlu Memahami Kanker Serviks?

Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak terjadi pada wanita. Berdasarkan penelitian pada tahun 2020, ada lebih dari 600.000 kasus kanker serviks dengan 342.000 kematian di seluruh dunia.

Di Indonesia, kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak terjadi dari seluruh kasus kanker pada tahun 2020. Tercatat ada lebih dari 36.000 kasus dan 21.000 kematian akibat kanker ini.

Angka-angka tersebut menunjukkan betapa seriusnya ancaman kanker serviks bagi wanita. Kanker serviks bisa mengganggu kesehatan reproduksi, kualitas hidup, hingga menyebabkan kematian.

Namun, yang perlu kamu ketahui adalah bahwa kanker serviks bisa dicegah dan diobati jika terdeteksi sejak dini. Dengan memahami kanker serviks, kamu bisa mengenali gejala, penyebab, dan faktor risiko yang berkaitan dengan kanker ini.

Kamu juga bisa mengetahui cara pencegahan dan pengobatan yang tepat untuk kanker serviks.


3. Gejala

Kanker serviks biasanya tidak menimbulkan gejala pada stadium awal. Gejala baru muncul ketika kanker sudah menyebar ke jaringan atau organ lain. Gejala kanker serviks yang umum terjadi adalah:

  • Pendarahan vagina yang tidak normal, misalnya di luar siklus menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau setelah menopause
  • Keputihan yang berbau, berwarna, atau berdarah
  • Nyeri panggul atau saat berhubungan seksual
  • Nyeri pinggang atau kaki
  • Pembengkakan kaki
  • Penurunan berat badan
  • Kelelahan
  • Mual atau muntah
  • Gangguan buang air kecil atau besar

Jika kamu mengalami gejala-gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan diagnosis yang tepat. Jangan menunda atau mengabaikan gejala yang kamu rasakan, karena bisa berakibat fatal.


4. Penyebab

Kanker serviks terjadi ketika sel-sel yang sehat mengalami perubahan atau mutasi. Belum diketahui apa yang menyebabkan perubahan pada gen sel-sel tersebut. Namun, kondisi ini diketahui terkait dengan infeksi human papilloma virus (HPV), yang bisa menular melalui hubungan seksual.

HPV adalah virus yang bisa menyebabkan kutil kelamin, kanker serviks, dan kanker lainnya. Ada lebih dari 100 jenis HPV, tetapi hanya beberapa yang berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks, yaitu HPV tipe 16 dan 18.

Jika infeksi HPV tidak diatasi, sel-sel abnormal pada leher rahim dapat berkembang menjadi kanker seiring berjalannya waktu.


5. Komplikasi

Kanker serviks bisa menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan tepat. Komplikasi yang bisa terjadi akibat kanker serviks adalah:

  • Penyebaran kanker ke organ lain, seperti kandung kemih, usus, paru-paru, hati, atau tulang
  • Anemia akibat pendarahan yang berlebihan
  • Infeksi akibat keputihan yang berbau
  • Nyeri kronis akibat tekanan tumor pada saraf
  • Gangguan fungsi organ akibat tumor atau pengobatan
  • Kemandulan akibat pengangkatan rahim atau radiasi
  • Kematian akibat kegagalan organ atau pendarahan hebat


6. Faktor Risiko

Faktor risiko adalah kondisi atau kebiasaan yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena suatu penyakit. Faktor risiko kanker serviks yang perlu kamu ketahui adalah:

  • Infeksi HPV
  • Aktivitas seksual yang berisiko, seperti berganti-ganti pasangan, berhubungan seksual tanpa kondom, atau berhubungan seksual pada usia muda
  • Merokok
  • Mengonsumsi pil KB dalam jangka panjang
  • Memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker serviks
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat HIV/AIDS atau penggunaan obat-obatan tertentu
  • Memiliki penyakit menular seksual lainnya, seperti klamidia, gonore, atau sifilis
  • Melahirkan banyak anak
  • Menderita obesitas


7. Pencegahan

Kanker serviks bisa dicegah dengan cara-cara berikut:

a. Melakukan vaksinasi HPV

Vaksinasi HPV adalah cara paling efektif untuk mencegah infeksi HPV yang bisa menyebabkan kanker serviks. Vaksinasi HPV direkomendasikan untuk anak perempuan usia 9-14 tahun sebelum mereka aktif secara seksual.

Vaksinasi HPV juga bisa dilakukan oleh wanita usia 15-26 tahun yang belum pernah terinfeksi HPV sebelumnya.

b. Melakukan skrining kanker serviks

Skrining kanker serviks adalah pemeriksaan untuk mendeteksi adanya sel-sel abnormal atau kanker pada leher rahim. Skrining kanker serviks bisa dilakukan dengan tes Pap smear atau tes HPV.

Tes Pap smear adalah tes yang mengambil sampel sel dari leher rahim dan menganalisanya di laboratorium. Tes HPV adalah tes yang mengambil sampel cairan dari vagina dan menganalisanya untuk mendeteksi adanya DNA HPV.

Skrining kanker serviks direkomendasikan untuk wanita usia 21-65 tahun setiap 3-5 tahun sekali, tergantung pada jenis tes yang dipilih.

c. Menjaga kebersihan organ intim

Menjaga kebersihan organ intim adalah cara untuk mencegah infeksi bakteri atau virus yang bisa menyebabkan kanker serviks. Cara menjaga kebersihan organ intim antara lain adalah: membersihkan organ intim dengan air bersih dan sabun yang lembut, mengganti pembalut atau tampon secara teratur, menggunakan pakaian dalam yang bersih dan berbahan katun, dan menghindari penggunaan produk beraroma atau berwarna pada organ intim.

d. Menghindari aktivitas seksual yang berisiko

Aktivitas seksual yang berisiko adalah faktor utama penularan HPV yang bisa menyebabkan kanker serviks.

e. Menghindari merokok

Merokok adalah faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan terkena kanker serviks. Merokok bisa merusak DNA sel-sel pada leher rahim dan melemahkan sistem kekebalan tubuh yang berperan melawan infeksi HPV.

Cara menghindari merokok adalah: berhenti merokok secara bertahap, mencari bantuan profesional atau dukungan keluarga dan teman, mengganti kebiasaan merokok dengan kegiatan positif, dan menghindari paparan asap rokok dari orang lain.

f. Mengonsumsi makanan sehat

Makanan sehat adalah makanan yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh. Makanan sehat yang baik untuk mencegah kanker serviks adalah: buah-buahan dan sayuran yang kaya vitamin C, beta karoten, dan antioksidan, seperti jeruk, tomat, wortel, dan bayam; makanan yang mengandung asam folat, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau; makanan yang mengandung selenium, seperti ikan, daging, telur, dan jamur; dan makanan yang mengandung vitamin D, seperti susu, keju, dan ikan berminyak.

g. Berolahraga secara teratur

Olahraga secara teratur adalah cara untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Olahraga bisa membantu menurunkan berat badan, meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi stres, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Olahraga yang direkomendasikan untuk mencegah kanker serviks adalah: olahraga aerobik, seperti berjalan, berlari, bersepeda, atau berenang; olahraga kekuatan, seperti angkat beban, push up, atau sit up; dan olahraga fleksibilitas, seperti yoga, pilates, atau tai chi.


8. Pengobatan

Kanker serviks bisa diobati dengan berbagai metode, tergantung pada stadium, ukuran, lokasi, dan penyebaran kanker. Metode pengobatan kanker serviks yang umum digunakan adalah:

a. Operasi

Operasi adalah metode pengobatan yang bertujuan untuk mengangkat sel-sel atau jaringan kanker dari leher rahim. Jenis operasi yang bisa dilakukan untuk kanker serviks adalah:

  • konisasi, yaitu pengangkatan bagian leher rahim yang terinfeksi dengan pisau, laser, atau listrik
  • histerektomi, yaitu pengangkatan seluruh rahim dan leher rahim
  • trakelektomi, yaitu pengangkatan leher rahim tanpa mengangkat rahim
  • eksenterasi pelvis, yaitu pengangkatan rahim, leher rahim, vagina, kandung kemih, dan usus besar bagian bawah.

b. Radioterapi

Radioterapi adalah metode pengobatan yang menggunakan sinar radiasi untuk membunuh sel-sel kanker. Radioterapi bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu:

  • radioterapi eksternal, yaitu radiasi yang diberikan dari luar tubuh dengan menggunakan mesin
  • radioterapi internal, yaitu radiasi yang diberikan dari dalam tubuh dengan menggunakan zat radioaktif yang dimasukkan ke dalam leher rahim atau vagina.

c. Kemoterapi

Kemoterapi adalah metode pengobatan yang menggunakan obat-obatan yang bisa membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi bisa diberikan dengan cara: injeksi ke dalam pembuluh darah, otot, atau kulit; atau minum dalam bentuk pil atau cairan.

Kemoterapi biasanya dikombinasikan dengan radioterapi untuk meningkatkan efektivitas pengobatan.

d. Terapi target

Terapi target adalah metode pengobatan yang menggunakan obat-obatan yang bisa menghambat pertumbuhan atau penyebaran kanker dengan menargetkan molekul-molekul tertentu yang terlibat dalam proses kanker.

Terapi target bisa diberikan dengan cara: injeksi ke dalam pembuluh darah; atau minum dalam bentuk pil atau cairan. Terapi target yang bisa digunakan untuk kanker serviks adalah:

  • bevacizumab, yang bisa menghambat pembentukan pembuluh darah baru yang menyuplai kanker
  • pembrolizumab, yang bisa mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk menyerang kanker.


9. Kesimpulan

Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat. Namun, kanker serviks sebenarnya bisa dicegah dan diobati jika terdeteksi sejak dini.

Cara mencegah kanker serviks adalah: melakukan vaksinasi HPV, melakukan skrining kanker serviks, menjaga kebersihan organ intim, menghindari aktivitas seksual yang berisiko, menghindari merokok, mengonsumsi makanan sehat, dan berolahraga secara teratur.

Cara mengobati kanker serviks adalah: operasi, radioterapi, kemoterapi, dan terapi target.


10. FAQ

Q: Apakah kanker serviks menular?

Kanker serviks sendiri tidak menular, tetapi infeksi HPV yang menjadi penyebab utama kanker serviks bisa menular melalui hubungan seksual. Oleh sebab itu, penting untuk menggunakan kondom saat berhubungan seksual dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Q: Apakah kanker serviks bisa sembuh?

Kanker serviks bisa sembuh jika terdeteksi dan diobati sejak dini. Tingkat kesembuhan kanker serviks tergantung pada stadium, ukuran, lokasi, dan penyebaran kanker. Semakin awal kanker terdeteksi, semakin besar kemungkinan untuk sembuh.

Q: Apakah kanker serviks bisa kambuh?

Kanker serviks bisa kambuh setelah pengobatan, terutama jika ada sel-sel kanker yang tersisa atau menyebar ke organ lain. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin setelah pengobatan untuk memantau kondisi kesehatan dan mendeteksi adanya kemungkinan kambuh.

Q: Apakah kanker serviks bisa hamil?

Kanker serviks bisa mengganggu kemampuan untuk hamil, terutama jika pengobatan melibatkan pengangkatan rahim atau radiasi. Namun, ada beberapa pilihan yang bisa dilakukan untuk tetap bisa memiliki anak, seperti:

  • melakukan operasi yang tidak mengangkat rahim, seperti konisasi
  • trakelektomi; melakukan pembekuan telur sebelum pengobatan untuk kemudian dilakukan bayi tabung; atau menggunakan donor telur, sperma, atau rahim.


11. Daftar Pustaka

  • Kanker Serviks - WHO
  • Kanker Serviks di Indonesia - Kementerian Kesehatan RI
  • Kanker Serviks - Mayo Clinic
  • Kanker Serviks - American Cancer Society
  • Kanker Serviks - Cancer Research UK