Blog


Wednesday, 21-02-2024 | Ichsan | Kedokteran

Share:

Asam Urat: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Asam urat adalah zat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin, yaitu senyawa yang terdapat dalam beberapa makanan dan minuman, seperti daging merah, jeroan, seafood, kacang-kacangan, dan alkohol.

Sebagian besar asam urat akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urine, tetapi sebagian kecil akan tetap berada dalam darah. Jika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi, maka asam urat akan mengkristal dan menumpuk di sendi, terutama di jempol kaki, lutut, pergelangan tangan, dan siku. Kondisi ini disebut sebagai hiperurisemia atau asam urat tinggi.

Asam urat tinggi dapat menyebabkan peradangan dan nyeri pada sendi yang disebut sebagai gout atau asam urat akut. Gout adalah salah satu jenis artritis yang paling umum dan menyakitkan. Gout dapat terjadi secara tiba-tiba dan berulang, dan dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya.

Gout juga dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sendi dan ginjal jika tidak ditangani dengan baik. Asam urat tinggi juga dapat berhubungan dengan penyakit lain, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan gagal ginjal.

Penelitian menunjukkan bahwa asam urat tinggi dapat meningkatkan risiko terkena penyakit-penyakit tersebut, dan sebaliknya, penyakit-penyakit tersebut juga dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Oleh karena itu, asam urat tinggi tidak boleh dianggap sepele, dan harus dikelola dengan baik untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang asam urat, mulai dari definisi, gejala, penyebab, komplikasi, faktor risiko, penyakit penyerta, pencegahan, hingga pengobatan.

Artikel ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu yang ingin mengetahui lebih banyak tentang asam urat, atau yang mungkin sedang mengalami masalah asam urat. Mari kita mulai dengan memahami apa itu asam urat.

Daftar Isi

Pendahuluan

1. Definisi Asam urat

2. Mengapa Perlu Memahami Asam urat

3. Gejala Asam urat

4. Penyebab Asam urat

5. Komplikasi Asam urat

6. Faktor Risiko Asam urat

7. Penyakit Penyerta Asam urat

8. Pencegahan Asam urat

9. Pengobatan Asam urat

10. Kesimpulan

11. FAQ

12. Daftar Pustaka


===


1. Definisi Asam urat

Asam urat adalah zat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin, yaitu senyawa yang terdapat dalam beberapa makanan dan minuman, seperti daging merah, jeroan, seafood, kacang-kacangan, dan alkohol. Purin juga diproduksi oleh tubuh sendiri sebagai bagian dari proses pembentukan DNA dan RNA, yaitu materi genetik yang menyimpan informasi tentang seluruh organisme hidup.

Sebagian besar asam urat akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urine, tetapi sebagian kecil akan tetap berada dalam darah. Kadar asam urat normal dalam darah adalah antara 3,4-7,0 mg/dL untuk pria, dan 2,4-6,0 mg/dL untuk wanita.

Jika kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal, maka asam urat akan mengkristal dan menumpuk di sendi, terutama di jempol kaki, lutut, pergelangan tangan, dan siku. Kondisi ini disebut sebagai hiperurisemia atau asam urat tinggi.

Asam urat tinggi dapat menyebabkan peradangan dan nyeri pada sendi yang disebut sebagai gout atau asam urat akut. Gout adalah salah satu jenis artritis yang paling umum dan menyakitkan. Gout dapat terjadi secara tiba-tiba dan berulang, dan dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya. Gout juga dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sendi dan ginjal jika tidak ditangani dengan baik.


2. Mengapa Perlu Memahami Asam urat

Asam urat adalah masalah kesehatan yang sering dialami oleh banyak orang, terutama di Indonesia. Menurut data Riskesdas tahun 2018, prevalensi asam urat di Indonesia adalah sebesar 5,2%, dengan proporsi pria lebih tinggi daripada wanita, yaitu 6,4% berbanding 4,1%.

Prevalensi asam urat juga meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dari 2,2% pada kelompok usia 15-24 tahun, menjadi 10,9% pada kelompok usia 55-64 tahun. Asam urat dapat menyebabkan berbagai gangguan pada kesehatan, seperti gout, kerusakan sendi, kerusakan ginjal, batu ginjal, diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.

Asam urat juga dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya, seperti menurunkan produktivitas, mengurangi mobilitas, meningkatkan stres, dan menimbulkan rasa sakit yang kronis. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami asam urat, agar kita dapat mencegah, mendeteksi, dan mengobati masalah asam urat sebelum terlambat.

Memahami asam urat juga dapat membantu kita untuk mengubah gaya hidup kita menjadi lebih sehat, seperti mengatur pola makan, berolahraga secara teratur, menghindari alkohol dan rokok, mengontrol berat badan, dan minum air yang cukup.

Gaya hidup sehat ini tidak hanya dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah, tetapi juga dapat mencegah dan mengatasi penyakit lain yang berhubungan dengan asam urat, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Dengan demikian, kita dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan kita secara keseluruhan.


3. Gejala Asam urat

Gejala utama dari asam urat adalah nyeri, bengkak, kemerahan, dan panas pada sendi yang terkena. Gejala ini biasanya terjadi secara tiba-tiba dan berulang, dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Gejala asam urat dapat berlangsung selama beberapa jam, hari, atau minggu, tergantung pada tingkat keparahan dan pengobatan yang dilakukan. Gejala asam urat paling sering terjadi pada sendi jempol kaki, yang disebut sebagai podagra.

Namun, gejala asam urat juga dapat terjadi pada sendi lain, seperti lutut, pergelangan tangan, siku, atau jari tangan. Gejala asam urat biasanya hanya terjadi pada satu sendi pada satu waktu, tetapi dapat juga terjadi pada beberapa sendi secara bersamaan, yang disebut sebagai poliartikular.

Gejala asam urat dapat dipicu oleh beberapa faktor, seperti konsumsi makanan atau minuman yang tinggi purin, alkohol, atau gula, dehidrasi, kelebihan berat badan, stres, cedera, infeksi, operasi, atau perubahan cuaca.

Gejala asam urat juga dapat dipengaruhi oleh siklus hormonal, terutama pada wanita, yang dapat mengalami peningkatan atau penurunan kadar asam urat selama menstruasi, kehamilan, atau menopause.

Gejala asam urat dapat bervariasi dari orang ke orang, tergantung pada tingkat keparahan, frekuensi, dan durasi serangan. Beberapa orang mungkin hanya mengalami gejala asam urat sesekali, sedangkan beberapa orang lain mungkin mengalami gejala asam urat yang kronis dan menyakitkan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali gejala asam urat, agar kita dapat segera mencari bantuan medis dan mendapatkan pengobatan yang tepat.


4. Penyebab Asam urat

Asam urat tinggi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi dan ekskresi asam urat dalam tubuh. Produksi asam urat dapat meningkat karena beberapa faktor, seperti:

  • Konsumsi makanan dan minuman yang tinggi purin, seperti daging merah, jeroan, seafood, kacang-kacangan, dan alkohol.
  • Produksi purin yang berlebihan oleh tubuh sendiri, misalnya karena penyakit genetik, kanker, atau gangguan metabolisme.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti diuretik, aspirin, niacin, siklosporin, atau obat kemoterapi.

Ekskresi asam urat dapat menurun karena beberapa faktor, seperti:

  • Gangguan fungsi ginjal, yang mengurangi kemampuan ginjal untuk menyaring dan mengeluarkan asam urat melalui urine.
  • Dehidrasi, yang mengurangi volume urine dan meningkatkan konsentrasi asam urat dalam darah.
  • Kondisi medis lain, seperti hipotiroidisme, asidosis, atau sindrom lisis tumor.

Ketika kadar asam urat dalam darah melebihi kapasitas larutnya, maka asam urat akan mengkristal dan menumpuk di sendi atau jaringan lain, seperti bursa, tendon, atau ginjal. Kristal asam urat ini akan menimbulkan reaksi inflamasi, yang menyebabkan gejala gout, seperti nyeri, bengkak, kemerahan, dan panas pada sendi yang terkena.


5. Komplikasi Asam urat

Asam urat tinggi dapat menyebabkan berbagai komplikasi, baik pada sendi maupun organ lain. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat asam urat tinggi adalah:

  • Gout kronis, yaitu kondisi di mana serangan gout terjadi secara berulang dan berkepanjangan, sehingga menyebabkan kerusakan permanen pada sendi, seperti deformitas, kaku, dan terbatasnya gerak. Gout kronis juga dapat menyebabkan tofi, yaitu benjolan keras yang terbentuk dari kristal asam urat yang menonjol di bawah kulit, terutama di daerah telinga, jari tangan, jari kaki, atau siku.
  • Batu ginjal, yaitu kondisi di mana kristal asam urat menumpuk di saluran kemih, sehingga menyebabkan nyeri hebat, darah dalam urine, infeksi, atau bahkan gagal ginjal. Batu ginjal akibat asam urat tinggi dapat dicegah dengan minum air yang cukup, mengurangi konsumsi purin, dan mengonsumsi obat-obatan yang dapat melarutkan kristal asam urat, seperti alopurinol atau febuksostat.
  • Nefropati urat, yaitu kondisi di mana kristal asam urat menumpuk di ginjal, sehingga menyebabkan penurunan fungsi ginjal, hipertensi, atau gagal ginjal. Nefropati urat dapat dicegah dengan mengontrol kadar asam urat dalam darah, mengurangi konsumsi purin, dan mengonsumsi obat-obatan yang dapat melarutkan kristal asam urat, seperti alopurinol atau febuksostat.
  • Penyakit kardiovaskular, yaitu kondisi di mana asam urat tinggi dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, seperti aterosklerosis, angina, serangan jantung, atau gagal jantung. Asam urat tinggi juga dapat meningkatkan risiko terkena stroke, yaitu kondisi di mana aliran darah ke otak terganggu, sehingga menyebabkan kerusakan otak. Penyakit kardiovaskular dapat dicegah dengan mengontrol kadar asam urat dalam darah, mengurangi konsumsi purin, dan mengonsumsi obat-obatan yang dapat melarutkan kristal asam urat, seperti alopurinol atau febuksostat. Selain itu, gaya hidup sehat, seperti berolahraga, menghindari rokok dan alkohol, dan mengontrol berat badan juga dapat mencegah penyakit kardiovaskular.


6. Faktor Risiko Asam urat

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami asam urat tinggi adalah:

  • Jenis kelamin. Pria lebih berisiko mengalami asam urat tinggi daripada wanita, karena pria memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi secara alami, dan wanita memiliki hormon estrogen yang dapat melindungi dari asam urat tinggi. Namun, setelah menopause, risiko wanita untuk mengalami asam urat tinggi akan meningkat, karena kadar estrogen menurun.
  • Usia. Risiko asam urat tinggi meningkat seiring dengan bertambahnya usia, karena fungsi ginjal menurun, dan produksi purin meningkat. Biasanya, gejala asam urat tinggi mulai muncul pada usia 40-60 tahun, tetapi dapat juga terjadi pada usia yang lebih muda atau lebih tua.
  • Genetik. Asam urat tinggi dapat diturunkan dari orang tua atau keluarga, karena adanya mutasi genetik yang mempengaruhi metabolisme purin atau ekskresi asam urat. Beberapa penyakit genetik yang dapat menyebabkan asam urat tinggi adalah sindrom Lesch-Nyhan, sindrom Kelley-Seegmiller, dan defisiensi enzim HGPRT.
  • Gaya hidup. Pola makan yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan dan minuman yang tinggi purin, alkohol, gula, lemak, dan daging merah, dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh. Kurang berolahraga, merokok, dan stres juga dapat meningkatkan asam urat tinggi. Selain itu, dehidrasi, kelebihan berat badan, dan kurang tidur juga dapat memperburuk asam urat tinggi.
  • Obat-obatan. Beberapa obat-obatan dapat meningkatkan asam urat tinggi, baik dengan meningkatkan produksi asam urat, atau mengurangi ekskresi asam urat. Beberapa contoh obat-obatan yang dapat meningkatkan asam urat tinggi adalah diuretik, aspirin, niacin, siklosporin, atau obat kemoterapi. Jika kamu mengonsumsi obat-obatan ini, kamu harus berkonsultasi dengan dokter tentang risiko dan manfaatnya, dan mungkin perlu mengonsumsi obat-obatan lain yang dapat menurunkan asam urat tinggi, seperti alopurinol atau febuksostat.
  • Penyakit lain. Beberapa penyakit dapat meningkatkan asam urat tinggi, baik dengan meningkatkan produksi asam urat, atau mengurangi ekskresi asam urat. Beberapa contoh penyakit yang dapat meningkatkan asam urat tinggi adalah diabetes, hipertensi, penyakit ginjal kronis, hipotiroidisme, asidosis, atau sindrom lisis tumor. Jika kamu menderita penyakit-penyakit ini, kamu harus mengontrol kadar asam urat dalam darah, dan mengobati penyakit-penyakit tersebut dengan baik.


7. Penyakit Penyerta Asam urat

Asam urat tinggi tidak hanya dapat menyebabkan gout, tetapi juga dapat berhubungan dengan penyakit lain, baik sebagai penyebab maupun akibat. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan asam urat tinggi adalah:

  • Diabetes. Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang terlalu tinggi, karena tubuh tidak dapat memproduksi atau menggunakan insulin dengan baik. Insulin adalah hormon yang berfungsi untuk mengatur metabolisme gula dalam tubuh. Diabetes dapat meningkatkan risiko asam urat tinggi, karena diabetes dapat mengganggu fungsi ginjal, yang berperan dalam mengeluarkan asam urat melalui urine.
  • Hipertensi. Hipertensi adalah penyakit yang ditandai dengan tekanan darah yang terlalu tinggi, karena pembuluh darah mengalami penyempitan atau pengerasan. Hipertensi dapat meningkatkan risiko asam urat tinggi, karena hipertensi dapat mengganggu fungsi ginjal, yang berperan dalam mengeluarkan asam urat melalui urine. Hipertensi juga dapat meningkatkan produksi purin, yang merupakan bahan dasar dari asam urat. Sebaliknya, asam urat tinggi juga dapat meningkatkan risiko hipertensi, karena asam urat tinggi dapat menyebabkan peradangan, yang dapat menyempitkan pembuluh darah. Oleh karena itu, mengontrol tekanan darah dan kadar asam urat dalam darah adalah penting untuk mencegah komplikasi kesehatan yang lebih serius.
  • Penyakit jantung. Penyakit jantung adalah penyakit yang ditandai dengan gangguan pada jantung atau pembuluh darah yang menyuplai darah ke jantung, seperti aterosklerosis, angina, serangan jantung, atau gagal jantung. Penyakit jantung dapat meningkatkan risiko asam urat tinggi, karena penyakit jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang berperan dalam mengeluarkan asam urat melalui urine. Penyakit jantung juga dapat meningkatkan produksi purin, yang merupakan bahan dasar dari asam urat. Sebaliknya, asam urat tinggi juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, karena asam urat tinggi dapat menyebabkan peradangan, yang dapat merusak jantung atau pembuluh darah. Oleh karena itu, menjaga kesehatan jantung dan kadar asam urat dalam darah adalah penting untuk mencegah komplikasi kesehatan yang lebih serius.
  • Stroke. Stroke adalah penyakit yang ditandai dengan gangguan pada aliran darah ke otak, yang dapat disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Stroke dapat menyebabkan kerusakan otak, yang dapat mengakibatkan kelumpuhan, gangguan bicara, gangguan ingatan, atau kematian. Stroke dapat meningkatkan risiko asam urat tinggi, karena stroke dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang berperan dalam mengeluarkan asam urat melalui urine. Stroke juga dapat meningkatkan produksi purin, yang merupakan bahan dasar dari asam urat. Sebaliknya, asam urat tinggi juga dapat meningkatkan risiko stroke, karena asam urat tinggi dapat menyebabkan peradangan, yang dapat menyumbat atau merobek pembuluh darah. Oleh karena itu, mencegah dan mengobati stroke dan kadar asam urat dalam darah adalah penting untuk mencegah komplikasi kesehatan yang lebih serius.


8. Pencegahan Asam urat

Asam urat tinggi dapat dicegah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, seperti:

  • Mengatur pola makan. Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang tinggi purin, seperti daging merah, jeroan, seafood, kacang-kacangan, dan alkohol. Mengonsumsi lebih banyak makanan yang rendah purin, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, susu rendah lemak, dan telur. Menghindari makanan yang tinggi gula, lemak, dan daging merah, yang dapat meningkatkan risiko diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C, seperti jeruk, kiwi, atau paprika, yang dapat membantu menurunkan asam urat dalam darah.
  • Berolahraga secara teratur. Berolahraga dapat membantu menurunkan asam urat dalam darah, karena berolahraga dapat meningkatkan metabolisme, mengeluarkan racun, dan membakar lemak. Berolahraga juga dapat membantu mengontrol berat badan, mengurangi stres, dan meningkatkan kesehatan jantung. Berolahraga yang disarankan adalah olahraga aerobik, seperti berjalan, bersepeda, berenang, atau jogging, selama 30 menit, 3-5 kali seminggu. Hindari olahraga yang terlalu berat atau berlebihan, yang dapat menyebabkan dehidrasi atau cedera.
  • Minum air yang cukup. Minum air yang cukup dapat membantu menurunkan asam urat dalam darah, karena minum air dapat meningkatkan volume urine, mengencerkan asam urat, dan membantu mengeluarkannya melalui urine. Minum air juga dapat membantu mencegah dehidrasi, batu ginjal, dan infeksi saluran kemih. Minum air yang disarankan adalah sekitar 2-3 liter per hari, atau lebih jika cuaca panas atau berolahraga. Hindari minuman yang mengandung alkohol, kafein, atau gula, yang dapat meningkatkan asam urat dalam darah.
  • Menghindari rokok dan alkohol. Merokok dan minum alkohol dapat meningkatkan asam urat dalam darah, karena merokok dan minum alkohol dapat mengganggu fungsi ginjal, meningkatkan produksi purin, dan mengurangi ekskresi asam urat. Merokok dan minum alkohol juga dapat meningkatkan risiko diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke. Oleh karena itu, menghindari rokok dan alkohol adalah langkah penting untuk mencegah asam urat tinggi.


9. Pengobatan Asam urat

Asam urat tinggi dapat diobati dengan menggunakan obat-obatan, baik untuk mengatasi gejala gout, maupun untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah. Beberapa obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengobati asam urat tinggi adalah:

  • Obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS), seperti ibuprofen, naproxen, atau indometasin, yang dapat membantu mengurangi nyeri, bengkak, dan kemerahan pada sendi yang terkena gout. OAINS dapat diminum sesuai dengan dosis dan petunjuk dokter, dan sebaiknya tidak digunakan dalam jangka panjang, karena dapat menyebabkan efek samping, seperti iritasi lambung, pendarahan, atau kerusakan ginjal.
  • Obat kortikosteroid, seperti prednison, metilprednisolon, atau triamsinolon, yang dapat membantu mengurangi peradangan dan nyeri pada sendi yang terkena gout. Obat kortikosteroid dapat diminum atau disuntikkan langsung ke sendi yang terkena, sesuai dengan dosis dan petunjuk dokter, dan sebaiknya tidak digunakan dalam jangka panjang, karena dapat menyebabkan efek samping, seperti peningkatan berat badan, osteoporosis, diabetes, atau infeksi.
  • Obat kolchisin, yang dapat membantu menghambat reaksi inflamasi yang disebabkan oleh kristal asam urat. Obat kolchisin dapat diminum sesuai dengan dosis dan petunjuk dokter, dan sebaiknya tidak digunakan dalam jangka panjang, karena dapat menyebabkan efek samping, seperti diare, mual, muntah, atau kerusakan hati.
  • Obat alopurinol atau febuksostat, yang dapat membantu menurunkan produksi asam urat dalam tubuh, sehingga mengurangi risiko terbentuknya kristal asam urat. Obat alopurinol atau febuksostat dapat diminum sesuai dengan dosis dan petunjuk dokter, dan biasanya digunakan dalam jangka panjang, untuk mencegah serangan gout berulang. Obat alopurinol atau febuksostat dapat menyebabkan efek samping, seperti ruam kulit, sakit kepala, gangguan pencernaan, atau reaksi alergi.


10. Kesimpulan

Asam urat adalah zat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin, yang terdapat dalam beberapa makanan dan minuman, serta diproduksi oleh tubuh sendiri. Asam urat tinggi adalah kondisi di mana kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal, sehingga asam urat mengkristal dan menumpuk di sendi atau jaringan lain.

Asam urat tinggi dapat menyebabkan gout, yaitu peradangan dan nyeri pada sendi yang terkena. Asam urat tinggi juga dapat berhubungan dengan penyakit lain, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.

Asam urat tinggi dapat dicegah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, seperti mengatur pola makan, berolahraga secara teratur, minum air yang cukup, dan menghindari rokok dan alkohol.

Asam urat tinggi dapat diobati dengan menggunakan obat-obatan, baik untuk mengatasi gejala gout, maupun untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah. Pengobatan asam urat tinggi harus dilakukan secara teratur dan konsisten, dengan berkonsultasi dengan dokter yang kompeten.


11. FAQ

Q: Apa itu purin?

Purin adalah senyawa yang terdapat dalam beberapa makanan dan minuman, seperti daging merah, jeroan, seafood, kacang-kacangan, dan alkohol. Purin juga diproduksi oleh tubuh sendiri sebagai bagian dari proses pembentukan DNA dan RNA, yaitu materi genetik yang menyimpan informasi tentang seluruh organisme hidup.

Q: Bagaimana cara mengukur kadar asam urat dalam darah?

Kadar asam urat dalam darah dapat diukur dengan melakukan tes darah, yang biasanya dilakukan di laboratorium kesehatan. Tes darah ini dapat dilakukan dengan atau tanpa puasa, tergantung pada petunjuk dokter. Kadar asam urat normal dalam darah adalah antara 3,4-7,0 mg/dL untuk pria, dan 2,4-6,0 mg/dL untuk wanita.

Q: Apa bedanya asam urat dan gout?

Asam urat adalah zat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin, yang terdapat dalam beberapa makanan dan minuman, serta diproduksi oleh tubuh sendiri. Gout adalah salah satu jenis artritis yang disebabkan oleh asam urat tinggi, yaitu kondisi di mana kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal, sehingga asam urat mengkristal dan menumpuk di sendi atau jaringan lain. Gout ditandai dengan peradangan dan nyeri pada sendi yang terkena, terutama di jempol kaki, lutut, pergelangan tangan, dan siku.


12. Daftar Pustaka

  • Asam Urat - Alodokter
  • Asam Urat - Hello Sehat
  • Asam Urat - Kementerian Kesehatan RI
  • Gout - Mayo Clinic
  • Gout - MedlinePlus