Obat Herbal Kanker: Apa Saja dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Kanker dapat menyerang berbagai bagian tubuh, seperti payudara, paru-paru, usus, prostat, serviks, dan lain-lain. Kanker juga dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti benjolan, nyeri, penurunan berat badan, batuk, demam, dan perdarahan.
Pengobatan kanker biasanya melibatkan terapi medis, seperti operasi, kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, dan terapi target. Namun, terapi-terapi ini seringkali memiliki efek samping yang tidak menyenangkan, seperti mual, muntah, rambut rontok, lemah, infeksi, dan kerusakan organ.
Selain itu, terapi-terapi ini juga tidak selalu berhasil mengatasi kanker, terutama jika sudah mencapai stadium lanjut. Oleh karena itu, banyak orang yang mencari alternatif pengobatan kanker yang lebih alami, aman, dan efektif.
Salah satu alternatif yang populer adalah obat herbal untuk kanker. Obat herbal adalah bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuhan, seperti daun, bunga, buah, biji, akar, kulit, dan lain-lain. Obat herbal diklaim memiliki khasiat untuk mencegah, menghambat, atau mengobati kanker dengan cara yang berbeda dari terapi medis.
Lalu, apa saja obat herbal untuk kanker yang ada di Indonesia? Bagaimana cara kerjanya? Dan mengapa obat herbal untuk kanker layak dipertimbangkan? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Pasang Iklan Yuk
Daftar Isi
Pendahuluan
1. Apa itu kanker?
2. Jenis-jenis kanker
3. Obat Herbal Kanker
4. Cara kerja obat herbal untuk kanker
5. Kesimpulan
6. FAQ
7.Daftar Pustaka
===
1. Apa itu kanker?
Sebelum membahas obat herbal untuk kanker, mari kita pahami dulu apa itu kanker. Kanker adalah istilah umum untuk sekelompok penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh.
Sel adalah unit dasar kehidupan yang membentuk jaringan dan organ tubuh. Sel normal tumbuh, berkembang, dan mati sesuai dengan aturan genetik yang ada di dalamnya. Namun, kadang-kadang terjadi kesalahan atau mutasi pada gen yang mengatur pertumbuhan sel.
Akibatnya, sel menjadi tidak normal dan tumbuh secara liar, tanpa memperhatikan kebutuhan tubuh. Sel kanker dapat merusak jaringan sehat di sekitarnya, dan juga dapat berpindah ke bagian tubuh lain melalui darah atau getah bening.
Proses perpindahan ini disebut metastasis. Metastasis membuat kanker semakin sulit diobati, karena sel kanker sudah menyebar ke berbagai tempat. Kanker juga dapat menyebabkan gangguan pada fungsi organ tubuh, seperti pencernaan, pernapasan, sirkulasi, ekskresi, dan lain-lain.
Kanker juga dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit lain. Penyebab kanker tidak selalu diketahui dengan pasti, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker, antara lain:
- Riwayat keluarga yang menderita kanker
- Usia yang semakin tua
- Kebiasaan merokok
- Paparan radiasi, zat kimia, atau sinar matahari
- Infeksi virus, seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HPV
- Asupan hormon dalam kadar tinggi atau jangka panjang
- Obesitas
- Kurang bergerak dan tidak rutin berolahraga
- Penyakit yang menyebabkan peradangan jangka panjang, seperti kolitis ulseratif
- Daya tahan tubuh yang menurun, misalnya akibat menderita HIV/AIDS
Gejala kanker juga bervariasi, tergantung pada jenis kanker dan organ tubuh yang terkena. Beberapa gejala umum yang sering dialami penderita kanker adalah:
- Muncul benjolan di salah satu bagian tubuh
- Nyeri di salah satu bagian tubuh
- Pucat, lemas, dan cepat lelah
- Berat badan turun secara drastis
- Gangguan buang air besar atau buang air kecil
- Batuk kronis
- Memar dan perdarahan secara spontan
- Demam yang terus berulang
Untuk mendiagnosis kanker, dokter biasanya melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, tes urine, biopsi, dan pencitraan, seperti rontgen, USG, CT scan, MRI, atau PET scan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui lokasi, ukuran, dan stadium kanker.
Stadium kanker menunjukkan seberapa jauh penyebaran kanker dalam tubuh. Ada empat stadium kanker, yaitu:
- Stadium 1: Kanker terbatas pada organ asalnya dan belum menyebar ke jaringan sekitarnya.
- Stadium 2: Kanker sudah menyebar ke jaringan sekitarnya, tetapi belum mencapai kelenjar getah bening terdekat.
- Stadium 3: Kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, tetapi belum mencapai organ lain.
- Stadium 4: Kanker sudah menyebar ke organ lain, seperti paru-paru, hati, tulang, atau otak.
Pengobatan kanker tergantung pada jenis, lokasi, ukuran, dan stadium kanker. Pengobatan kanker juga disesuaikan dengan kondisi kesehatan, usia, dan preferensi pasien. Beberapa pilihan pengobatan kanker yang umum dilakukan adalah:
- Operasi: Prosedur bedah untuk mengangkat sel kanker dan jaringan sehat di sekitarnya. Operasi biasanya dilakukan untuk kanker yang terlokalisir dan belum menyebar ke bagian tubuh lain.
- Kemoterapi: Penggunaan obat-obatan kimia untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya. Kemoterapi dapat diberikan melalui mulut, suntikan, atau infus. Kemoterapi dapat menimbulkan efek samping, seperti mual, muntah, rambut rontok, lemah, infeksi, dan kerusakan organ.
- Radioterapi: Penggunaan radiasi berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya. Radiasi dapat diberikan dari luar tubuh (eksternal) atau dari dalam tubuh (internal). Radioterapi dapat menimbulkan efek samping, seperti kulit kering, gatal, merah, atau melepuh, lelah, mual, muntah, diare, dan kerusakan organ.
- Imunoterapi: Penggunaan obat-obatan yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker. Imunoterapi dapat diberikan melalui suntikan atau infus. Imunoterapi dapat menimbulkan efek samping, seperti ruam, gatal, demam, menggigil, nyeri, mual, muntah, diare, dan reaksi alergi.
- Terapi target: Penggunaan obat-obatan yang dapat mengenali dan menyerang sel kanker tanpa merusak sel normal. Terapi target dapat diberikan melalui mulut atau infus. Terapi target dapat menimbulkan efek samping, seperti ruam, gatal, lelah, mual, muntah, diare, tekanan darah tinggi, dan perdarahan.
2. Jenis-jenis kanker
Kanker dapat menyerang berbagai bagian tubuh, dan setiap jenis kanker memiliki karakteristik, gejala, dan pengobatan yang berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa jenis kanker yang paling umum terjadi di Indonesia, menurut data Globocan tahun 2018:
a. Kanker payudara
Kanker yang menyerang jaringan payudara, biasanya pada wanita, tetapi juga dapat terjadi pada pria. Gejala kanker payudara antara lain muncul benjolan di payudara atau ketiak, perubahan bentuk atau ukuran payudara, perubahan warna atau tekstur kulit payudara, puting susu yang masuk ke dalam, atau keluarnya cairan dari puting susu.
Pengobatan kanker payudara dapat meliputi operasi, kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, atau terapi target. Obat herbal yang diklaim dapat membantu mengatasi kanker payudara antara lain kunyit, jahe, lidah buaya, sirsak, dan daun kelor.
b. Kanker paru-paru
Kanker yang menyerang jaringan paru-paru, biasanya akibat merokok atau paparan polusi udara. Gejala kanker paru-paru antara lain batuk kronis, sesak napas, nyeri dada, suara serak, penurunan berat badan, darah keluar saat batuk, atau infeksi paru-paru berulang.
Pengobatan kanker paru-paru dapat meliputi operasi, kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, atau terapi target. Obat herbal yang diklaim dapat membantu mengatasi kanker paru-paru antara lain bawang putih, temulawak, daun sirsak, daun binahong, dan daun beluntas.
c. Kanker usus
Kanker yang menyerang jaringan usus besar atau rektum, biasanya akibat polip, diet tinggi lemak dan rendah serat, atau riwayat keluarga. Gejala kanker usus antara lain gangguan buang air besar, seperti sembelit, diare, atau tinja berdarah, nyeri perut, kembung, atau kram, penurunan berat badan, anemia, atau kelelahan.
Pengobatan kanker usus dapat meliputi operasi, kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, atau terapi target. Obat herbal yang diklaim dapat membantu mengatasi kanker usus antara lain brokoli, bawang putih, jahe, kunyit, dan daun sirsak.
d. Kanker prostat
Kanker yang menyerang jaringan prostat, yaitu kelenjar yang menghasilkan cairan untuk sperma, biasanya pada pria usia lanjut. Gejala kanker prostat antara lain gangguan buang air kecil, seperti sulit, nyeri, atau sering, aliran urine yang lemah atau terputus-putus, darah dalam urine atau sperma, nyeri punggung bawah, pinggul, atau paha, disfungsi ereksi, atau ejakulasi dini.
Pengobatan kanker prostat dapat meliputi operasi, kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, atau terapi target. Obat herbal yang diklaim dapat membantu mengatasi kanker prostat antara lain tomat, teh hijau, kunyit, daun pepaya, dan daun sambiloto.
e. Kanker serviks
Kanker yang menyerang jaringan serviks, yaitu leher rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina, biasanya akibat infeksi HPV, aktivitas seksual berisiko, atau riwayat keluarga.
Gejala kanker serviks antara lain perdarahan abnormal dari vagina, seperti setelah berhubungan seksual, di antara menstruasi, atau setelah menopause, keputihan yang berbau, berwarna, atau berdarah, nyeri panggul, nyeri saat berhubungan seksual, atau nyeri saat buang air kecil.
Pengobatan kanker serviks dapat meliputi operasi, kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, atau terapi target. Obat herbal yang diklaim dapat membantu mengatasi kanker serviks antara lain daun sirih, daun sirsak, daun kelor, daun binahong, dan daun pegagan.
3. Obat Herbal Kanker
Obat herbal adalah bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuhan, seperti daun, bunga, buah, biji, akar, kulit, dan lain-lain. Obat herbal telah digunakan sejak zaman dahulu untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk kanker.
Obat herbal untuk kanker diklaim memiliki khasiat untuk mencegah, menghambat, atau mengobati kanker dengan cara yang berbeda dari terapi medis.
Beberapa manfaat obat herbal untuk kanker antara lain :
- Mengandung antioksidan, yaitu zat yang dapat melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, yang merupakan salah satu penyebab kanker.
- Mengandung antiinflamasi, yaitu zat yang dapat mengurangi peradangan, yang merupakan salah satu faktor yang dapat memicu pertumbuhan kanker.
- Mengandung antiproliferatif, yaitu zat yang dapat menghambat pembelahan sel kanker, sehingga menghentikan pertumbuhannya.
- Mengandung proapoptosis, yaitu zat yang dapat memicu kematian sel kanker secara terprogram, sehingga mengurangi jumlahnya.
- Mengandung antiangiogenesis, yaitu zat yang dapat menghambat pembentukan pembuluh darah baru yang menyuplai nutrisi dan oksigen ke sel kanker, sehingga membuatnya kelaparan dan mati.
- Mengandung antimetastasis, yaitu zat yang dapat menghambat perpindahan sel kanker ke bagian tubuh lain, sehingga mencegah penyebarannya.
- Mengandung imunomodulator, yaitu zat yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker, sehingga membantu pengobatan kanker.
- Mengandung fitoestrogen, yaitu zat yang dapat meniru efek estrogen, hormon seks wanita, yang dapat mengatur pertumbuhan sel payudara dan serviks, sehingga mencegah kanker payudara dan serviks.
- Mengandung fitosterol, yaitu zat yang dapat menurunkan kadar kolesterol, yang dapat meningkatkan risiko kanker usus dan prostat, sehingga mencegah kanker usus dan prostat.
Obat herbal untuk kanker dapat dikonsumsi dalam bentuk teh, jus, kapsul, tablet, salep, atau minyak. Obat herbal untuk kanker juga dapat dikombinasikan dengan terapi medis, asalkan dengan konsultasi dokter terlebih dahulu, karena obat herbal dapat berinteraksi dengan obat-obatan kimia, dan dapat meningkatkan atau menurunkan efektivitasnya.
Obat herbal untuk kanker juga harus dikonsumsi dengan dosis yang tepat, karena obat herbal dapat menimbulkan efek samping, seperti alergi, gangguan pencernaan, gangguan hati, atau gangguan ginjal, jika dikonsumsi secara berlebihan.
4. Cara kerja obat herbal untuk kanker
Obat herbal untuk kanker bekerja dengan cara yang berbeda-beda, tergantung pada jenis dan kandungan obat herbal tersebut. Berikut ini adalah beberapa contoh obat herbal untuk kanker dan cara kerjanya:
a. Kunyit
Kunyit adalah rempah-rempah yang berwarna kuning, yang sering digunakan sebagai bumbu masakan. Kunyit mengandung kurkumin, yaitu zat yang memiliki aktivitas antioksidan, antiinflamasi, antiproliferatif, proapoptosis, antiangiogenesis, dan antimetastasis.
Kurkumin dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dengan cara menghambat jalur sinyal yang mengatur siklus sel, mengaktifkan gen yang mengatur kematian sel, menghambat pembentukan pembuluh darah baru, dan menghambat perlekatan sel kanker ke jaringan lain.
Kunyit dapat membantu mengatasi berbagai jenis kanker, seperti kanker payudara, paru-paru, usus, prostat, dan serviks .
b. Jahe
Jahe adalah rempah-rempah yang berbentuk rimpang, yang sering digunakan sebagai bahan minuman atau obat. Jahe mengandung gingerol, paradol, shogaol, dan zingeron, yaitu zat yang memiliki aktivitas antioksidan, antiinflamasi, antiproliferatif, proapoptosis, antiangiogenesis, dan antimetastasis.
Zat-zat ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dengan cara menghambat jalur sinyal yang mengatur siklus sel, mengaktifkan gen yang mengatur kematian sel, menghambat pembentukan pembuluh darah baru, dan menghambat perlekatan sel kanker ke jaringan lain.
Jahe dapat membantu mengatasi berbagai jenis kanker, seperti kanker payudara, paru-paru, usus, prostat, dan ovarium.
c. Lidah buaya
Lidah buaya adalah tanaman yang memiliki daun berdaging yang mengandung gel bening, yang sering digunakan sebagai bahan kosmetik atau obat. Lidah buaya mengandung aloin, aloemodin, barbaloin, dan emodin, yaitu zat yang memiliki aktivitas antiproliferatif, proapoptosis, antiangiogenesis, dan antimetastasis.
Zat-zat ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dengan cara menghambat jalur sinyal yang mengatur siklus sel, mengaktifkan gen yang mengatur kematian sel, menghambat pembentukan pembuluh darah baru, dan menghambat perlekatan sel kanker ke jaringan lain.
Lidah buaya dapat membantu mengatasi berbagai jenis kanker, seperti kanker payudara, paru-paru, usus, prostat, dan kulit.
d. Sirsak
Sirsak adalah buah yang memiliki daging berwarna putih dan biji berwarna hitam, yang sering digunakan sebagai bahan minuman atau obat. Sirsak mengandung asetatogenin, yaitu zat yang memiliki aktivitas antiproliferatif, proapoptosis, antiangiogenesis, dan antimetastasis.
Zat ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dengan cara menghambat produksi ATP, yaitu molekul yang menyediakan energi untuk sel, sehingga membuat sel kanker kelaparan dan mati.
Sirsak dapat membantu mengatasi berbagai jenis kanker, seperti kanker payudara, paru-paru, usus, prostat, dan pankreas.
e. Daun kelor
Daun kelor adalah daun yang berasal dari pohon kelor, yang sering digunakan sebagai bahan sayur atau obat. Daun kelor mengandung flavonoid, fenolik, dan alkaloid, yaitu zat yang memiliki aktivitas antioksidan, antiinflamasi, antiproliferatif, proapoptosis, antiangiogenesis, dan antimetastasis.
Zat-zat ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dengan cara menghambat jalur sinyal yang mengatur siklus sel, mengaktifkan gen yang mengatur kematian sel, menghambat pembentukan pembuluh darah baru, dan menghambat perlekatan sel kanker ke jaringan lain.
Daun kelor dapat membantu mengatasi berbagai jenis kanker, seperti kanker payudara, paru-paru, usus, prostat, dan serviks.
5. Kesimpulan
Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh, yang dapat merusak jaringan sehat dan menyebar ke organ lain.
Kanker dapat menyerang berbagai bagian tubuh, seperti payudara, paru-paru, usus, prostat, dan serviks. Kanker juga dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti benjolan, nyeri, penurunan berat badan, batuk, demam, dan perdarahan.
Pengobatan kanker biasanya melibatkan terapi medis, seperti operasi, kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, dan terapi target. Namun, terapi-terapi ini seringkali memiliki efek samping yang tidak menyenangkan, seperti mual, muntah, rambut rontok, lemah, infeksi, dan kerusakan organ.
Selain itu, terapi-terapi ini juga tidak selalu berhasil mengatasi kanker, terutama jika sudah mencapai stadium lanjut. Oleh karena itu, banyak orang yang mencari alternatif pengobatan kanker yang lebih alami, aman, dan efektif.
Salah satu alternatif yang populer adalah obat herbal untuk kanker. Obat herbal adalah bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuhan, seperti kunyit, jahe, lidah buaya, sirsak, dan daun kelor.
Obat herbal diklaim memiliki khasiat untuk mencegah, menghambat, atau mengobati kanker dengan cara yang berbeda dari terapi medis. Obat herbal untuk kanker bekerja dengan cara mengandung zat-zat yang dapat melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, mengurangi peradangan, menghambat pembelahan sel kanker, memicu kematian sel kanker, menghambat pembentukan pembuluh darah baru, menghambat perpindahan sel kanker, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meniru efek hormon, atau menurunkan kadar kolesterol.
Obat herbal untuk kanker dapat dikonsumsi dalam bentuk teh, jus, kapsul, tablet, salep, atau minyak. Obat herbal untuk kanker dapat dikombinasikan dengan terapi medis, asalkan dengan konsultasi dokter terlebih dahulu, karena obat herbal dapat berinteraksi dengan obat-obatan kimia, dan dapat meningkatkan atau menurunkan efektivitasnya.
Obat herbal untuk kanker juga harus dikonsumsi dengan dosis yang tepat, karena obat herbal dapat menimbulkan efek samping, seperti alergi, gangguan pencernaan, gangguan hati, atau gangguan ginjal, jika dikonsumsi secara berlebihan.
Obat herbal untuk kanker adalah salah satu pilihan pengobatan kanker yang layak dipertimbangkan, karena memiliki beberapa keunggulan, seperti alami, aman, efektif, murah, dan mudah didapat.
Namun, obat herbal untuk kanker bukanlah pengobatan utama, melainkan pengobatan tambahan, yang harus didukung oleh terapi medis, gaya hidup sehat, dan dukungan psikologis. Obat herbal untuk kanker juga bukanlah jaminan kesembuhan, melainkan harapan kesembuhan, yang harus diimbangi dengan keyakinan, kesabaran, dan doa.
6. FAQ
Q: Apakah obat herbal untuk kanker sudah teruji secara ilmiah?
Obat herbal untuk kanker sudah banyak diteliti oleh para peneliti, baik di dalam maupun di luar negeri. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang positif, yaitu obat herbal dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, baik secara in vitro (di laboratorium) maupun in vivo (di hewan atau manusia).
Namun, beberapa penelitian juga menunjukkan hasil yang negatif, yaitu obat herbal tidak memiliki efek yang signifikan, atau bahkan memiliki efek yang berbahaya, terhadap sel kanker.
Oleh karena itu, obat herbal untuk kanker masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, untuk membuktikan keamanan, efektivitas, dan mekanisme kerjanya.
Q: Apakah obat herbal untuk kanker bisa menyembuhkan kanker secara total?
Obat herbal untuk kanker tidak bisa menyembuhkan kanker secara total, karena kanker adalah penyakit yang kompleks, yang dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti genetik, lingkungan, gaya hidup, dan sistem kekebalan tubuh.
Obat herbal untuk kanker hanya bisa membantu mengatasi kanker, dengan cara mencegah, menghambat, atau mengobati kanker, sesuai dengan khasiatnya. Obat herbal untuk kanker juga tidak bisa menggantikan terapi medis, yang merupakan pengobatan utama untuk kanker.
Obat herbal untuk kanker hanya bisa menjadi pengobatan tambahan, yang harus didukung oleh terapi medis, gaya hidup sehat, dan dukungan psikologis.
7.Daftar Pustaka
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
American Cancer Society. (2020). Cancer Risk Factors. Diakses dari https://www.cancer.org/cancer/cancer-causes.html
Mayo Clinic. (2020). Cancer Symptoms. Diakses dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cancer/symptoms-causes/syc-20370588
National Cancer Institute. (2020). Cancer Staging. Diakses dari https://www.cancer.gov/about-cancer/diagnosis-staging/staging
World Health Organization. (2020). Cancer Treatment. Diakses dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cancer
Bray, F., Ferlay, J., Soerjomataram, I., Siegel, R. L., Torre, L. A., & Jemal, A. (2018). Global cancer statistics 2018: GLOBOCAN estimates of incidence and mortality worldwide for 36 cancers in 185 countries. CA: a cancer journal for clinicians, 68(6), 394-424.
Aggarwal, B. B., & Sung, B. (2009). Pharmacological basis for the role of curcumin in chronic diseases: an age-old spice with modern targets. Trends in pharmacological sciences, 30(2), 85-94.
Shukla, Y., & Singh, M. (2007). Cancer preventive properties of ginger: a brief review. Food and chemical toxicology, 45(5), 683-690.
Pecere, T., Gazzola, M. V., Mucignat, C., Parolin, C., Vecchia, F. D., Cavaggioni, A., … & Palù, G. (2000). Aloe-emodin is a new type of anticancer agent with selective activity against neuroectodermal tumors. Cancer research, 60(11), 2800-2804.
Oberlies, N. H., Jones, J. L., Corbett, T. H., Fotopoulos, S. S., McLaughlin, J. L., & Kroll, D. J. (1995). Tumor cell growth inhibition by several Annonaceous acetogenins in an in vitro disk diffusion assay. Cancer letters, 96(1), 55-62.
Al-Asmari, A. K., Albalawi, S. M., Athar, M. T., Khan, A. Q., Al-Shahrani, H., & Islam, M. (2015). Moringa oleifera as an anti-cancer agent against breast and colorectal cancer cell lines. PloS one, 10(8), e0135814.