Blog


Wednesday, 21-02-2024 | Ichsan | Kedokteran

Share:

Alergi: Gejala, Penyebab, dan Pengobatanya

Alergi adalah reaksi yang terlalu berlebihan dari sistem kekebalan tubuh terhadap zat-zat tertentu yang sebenarnya tidak berbahaya, seperti debu, serbuk sari, bulu binatang, makanan, obat-obatan, dan lain-lain.

Zat-zat ini disebut alergen. Ketika tubuh terpapar alergen, sistem kekebalan tubuh akan menghasilkan antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE). IgE ini akan berikatan dengan sel-sel yang mengandung histamin, yaitu zat yang menyebabkan peradangan.

Ketika alergen kembali masuk ke tubuh, IgE akan merangsang pelepasan histamin dari sel-sel tersebut, sehingga menimbulkan gejala alergi. Alergi bisa terjadi pada siapa saja, baik anak-anak maupun dewasa.

Alergi juga bisa bersifat musiman, misalnya alergi terhadap serbuk sari yang meningkat pada musim semi atau musim gugur. Alergi juga bisa bersifat seumur hidup, misalnya alergi terhadap kacang tanah atau udang.

Alergi bisa berdampak negatif pada kualitas hidup seseorang, karena bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, menurunkan produktivitas, dan meningkatkan risiko komplikasi kesehatan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui apa itu alergi, mengapa alergi terjadi, dan bagaimana cara mencegah dan mengobati alergi.

Dengan begitu, kita bisa menghindari atau mengurangi paparan terhadap alergen, mengenali gejala alergi, dan mendapatkan penanganan yang tepat jika alergi terjadi. Artikel ini akan membahas hal-hal tersebut secara lebih rinci.

Daftar Isi

Pendahuluan

1. Definisi Alergi

2. Mengapa Perlu Memahami Alergi

3. Gejala Alergi

4. Penyebab Alergi

5. Komplikasi Alergi

6. Faktor Risiko Alergi

7. Penyakit Penyerta Alergi

8. Pencegahan Alergi

9. Pengobatan Alergi

10. Kesimpulan

11. FAQ

12. Daftar Pustaka


===


1. Definisi Alergi

Alergi adalah kondisi medis yang ditandai dengan reaksi yang terlalu berlebihan dari sistem kekebalan tubuh terhadap zat-zat tertentu yang sebenarnya tidak berbahaya, yang disebut alergen.

Alergi merupakan salah satu jenis hipersensitivitas, yaitu keadaan di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan atau tidak sesuai terhadap suatu rangsangan. Alergi termasuk dalam hipersensitivitas tipe I, yang melibatkan antibodi IgE dan sel-sel yang mengandung histamin.

Alergi bisa terjadi pada berbagai bagian tubuh, seperti kulit, mata, hidung, tenggorokan, paru-paru, saluran pencernaan, dan lain-lain. Alergi juga bisa bervariasi dalam tingkat keparahan, mulai dari ringan hingga berat.

Alergi ringan biasanya hanya menyebabkan gejala yang tidak mengganggu, seperti gatal, ruam, atau bersin. Alergi berat bisa menyebabkan gejala yang mengancam jiwa, seperti sesak napas, pembengkakan, atau syok anafilaksis.

Syok anafilaksis adalah reaksi alergi yang sangat parah yang ditandai dengan penurunan tekanan darah, kesulitan bernapas, dan kehilangan kesadaran.


2. Mengapa Perlu Memahami Alergi

Alergi adalah masalah kesehatan yang cukup umum di dunia. Menurut data dari World Health Organization (WHO), sekitar 10-40% populasi dunia mengalami alergi. Di Indonesia, prevalensi alergi juga cukup tinggi, yaitu sekitar 20-30%.

Alergi bisa menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu, seperti gatal, ruam, bersin, batuk, sesak napas, hingga syok anafilaksis. Alergi juga bisa memicu atau memperburuk penyakit lain, seperti asma, eksim, sinusitis, dan lain-lain.

Alergi bisa berdampak negatif pada kualitas hidup seseorang, karena bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, menurunkan produktivitas, dan meningkatkan risiko komplikasi kesehatan.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami alergi, agar kita bisa menghindari atau mengurangi paparan terhadap alergen, mengenali gejala alergi, dan mendapatkan penanganan yang tepat jika alergi terjadi.

Dengan memahami alergi, kita juga bisa meningkatkan kesadaran dan empati terhadap orang-orang yang mengalami alergi, serta mendukung upaya-upaya penelitian dan pengembangan untuk mencari solusi alergi.


3. Gejala Alergi

Gejala alergi bisa bervariasi tergantung pada jenis alergen, bagian tubuh yang terkena, dan tingkat keparahan reaksi. Gejala alergi bisa muncul dalam hitungan menit hingga jam setelah paparan alergen. Berikut ini adalah beberapa gejala alergi yang umum terjadi:

Alergi kulit

Alergi kulit bisa menyebabkan gejala seperti gatal, kemerahan, ruam, bintik-bintik merah, bengkak, atau lecet. Alergi kulit bisa disebabkan oleh alergen yang bersentuhan langsung dengan kulit, seperti kosmetik, sabun, deterjen, perhiasan, atau serangga. Alergi kulit juga bisa disebabkan oleh alergen yang masuk ke dalam tubuh, seperti makanan, obat-obatan, atau lateks.

Alergi mata

Alergi mata bisa menyebabkan gejala seperti mata merah, gatal, berair, bengkak, atau sensitif terhadap cahaya. Alergi mata biasanya disebabkan oleh alergen yang terhirup atau terbang, seperti debu, serbuk sari, bulu binatang, atau asap.

Alergi hidung

Alergi hidung bisa menyebabkan gejala seperti hidung tersumbat, bersin, gatal, berair, atau bau. Alergi hidung juga dikenal sebagai rinitis alergi atau hay fever. Alergi hidung biasanya disebabkan oleh alergen yang terhirup atau terbang, seperti debu, serbuk sari, bulu binatang, atau jamur.

Alergi tenggorokan

Alergi tenggorokan bisa menyebabkan gejala seperti tenggorokan gatal, kering, sakit, atau sulit menelan. Alergi tenggorokan biasanya disebabkan oleh alergen yang terhirup atau terbang, seperti debu, serbuk sari, bulu binatang, atau asap. Alergi tenggorokan juga bisa disebabkan oleh alergen yang masuk ke dalam mulut, seperti makanan, obat-obatan, atau lateks.

Alergi paru-paru

Alergi paru-paru bisa menyebabkan gejala seperti batuk, sesak napas, wheezing, atau dada terasa berat. Alergi paru-paru juga dikenal sebagai asma alergi atau bronkitis alergi. Alergi paru-paru biasanya disebabkan oleh alergen yang terhirup atau terbang, seperti debu, serbuk sari, bulu binatang, jamur, atau asap. Alergi paru-paru juga bisa dipicu oleh faktor-faktor lain, seperti udara dingin, olahraga, stres, atau infeksi.

Alergi saluran pencernaan

Alergi saluran pencernaan bisa menyebabkan gejala seperti mual, muntah, diare, kembung, sakit perut, atau gatal di mulut. Alergi saluran pencernaan biasanya disebabkan oleh alergen yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman, seperti kacang tanah, telur, susu, gluten, atau seafood. Alergi saluran pencernaan juga bisa disebabkan oleh alergen yang masuk ke dalam tubuh melalui obat-obatan, seperti antibiotik, aspirin, atau ibuprofen.

Alergi sistemik

Alergi sistemik adalah reaksi alergi yang melibatkan seluruh tubuh, yang bisa berakibat fatal. Alergi sistemik ditandai dengan gejala seperti syok anafilaksis, yaitu penurunan tekanan darah, kesulitan bernapas, dan kehilangan kesadaran. Alergi sistemik bisa disebabkan oleh alergen yang masuk ke dalam tubuh melalui suntikan, gigitan, atau sengatan, seperti obat-obatan, vaksin, racun serangga, atau lateks. Alergi sistemik juga bisa disebabkan oleh alergen yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, atau inhalasi, seperti kacang tanah, susu, seafood, atau debu.


4. Penyebab Alergi

Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap zat-zat tertentu yang sebenarnya tidak berbahaya, yang disebut alergen. Alergen bisa berasal dari berbagai sumber, seperti lingkungan, makanan, obat-obatan, atau binatang. Berikut ini adalah beberapa contoh alergen yang umum:

Alergen lingkungan

Alergen lingkungan adalah zat-zat yang ada di sekitar kita, yang bisa terhirup, terbang, atau bersentuhan dengan kulit. Contoh alergen lingkungan adalah debu, serbuk sari, jamur, asap, polusi, bulu binatang, atau kosmetik.

Alergen makanan

Alergen makanan adalah zat-zat yang ada di dalam makanan atau minuman, yang bisa masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Contoh alergen makanan adalah kacang tanah, telur, susu, gluten, seafood, atau buah-buahan.

Alergen obat-obatan

Alergen obat-obatan adalah zat-zat yang ada di dalam obat-obatan, yang bisa masuk ke dalam tubuh melalui mulut, suntikan, atau kulit. Contoh alergen obat-obatan adalah antibiotik, aspirin, ibuprofen, vaksin, atau lateks.

Alergen binatang

Alergen binatang adalah zat-zat yang ada di dalam atau berasal dari binatang, yang bisa masuk ke dalam tubuh melalui gigitan, sengatan, atau kulit. Contoh alergen binatang adalah racun serangga, seperti lebah, tawon, atau nyamuk, atau protein hewan, seperti kucing, anjing, atau tikus.


5. Komplikasi Alergi

Alergi bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang bisa mengancam kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Komplikasi alergi bisa bervariasi tergantung pada jenis alergen, bagian tubuh yang terkena, dan tingkat keparahan reaksi. Berikut ini adalah beberapa komplikasi alergi yang umum terjadi:

Syok anafilaksis

Syok anafilaksis adalah reaksi alergi yang sangat parah yang melibatkan seluruh tubuh, yang bisa berakibat fatal. Syok anafilaksis ditandai dengan gejala seperti penurunan tekanan darah, kesulitan bernapas, dan kehilangan kesadaran.

Syok anafilaksis bisa disebabkan oleh alergen yang masuk ke dalam tubuh melalui suntikan, gigitan, atau sengatan, seperti obat-obatan, vaksin, racun serangga, atau lateks. Syok anafilaksis juga bisa disebabkan oleh alergen yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, atau inhalasi, seperti kacang tanah, susu, seafood, atau debu. Syok anafilaksis adalah kondisi darurat yang membutuhkan penanganan medis segera.

Asma

Asma adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas, yang menyebabkan kesulitan bernapas, batuk, wheezing, atau dada terasa berat. Asma bisa dipicu atau diperburuk oleh alergi, terutama alergi paru-paru.

Alergi paru-paru bisa disebabkan oleh alergen yang terhirup atau terbang, seperti debu, serbuk sari, bulu binatang, jamur, atau asap. Asma bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, menurunkan kualitas hidup, dan meningkatkan risiko komplikasi kesehatan, seperti infeksi paru-paru, gagal napas, atau kematian.

Eksim

Eksim adalah penyakit kulit kronis yang ditandai dengan peradangan, kemerahan, gatal, ruam, atau lecet pada kulit. Eksim bisa dipicu atau diperburuk oleh alergi, terutama alergi kulit. Alergi kulit bisa disebabkan oleh alergen yang bersentuhan langsung dengan kulit, seperti kosmetik, sabun, deterjen, perhiasan, atau serangga. Eksim bisa mengganggu penampilan, menurunkan kualitas hidup, dan meningkatkan risiko komplikasi kesehatan, seperti infeksi kulit, luka, atau jaringan parut.

Sinusitis

Sinusitis adalah peradangan pada rongga-rongga udara di sekitar hidung, yang menyebabkan hidung tersumbat, sakit kepala, nyeri wajah, atau demam. Sinusitis bisa dipicu atau diperburuk oleh alergi, terutama alergi hidung.

Alergi hidung bisa disebabkan oleh alergen yang terhirup atau terbang, seperti debu, serbuk sari, bulu binatang, atau jamur. Sinusitis bisa mengganggu pernapasan, menurunkan kualitas hidup, dan meningkatkan risiko komplikasi kesehatan, seperti infeksi telinga, mata, atau otak.


6. Faktor Risiko Alergi

Alergi bisa terjadi pada siapa saja, baik anak-anak maupun dewasa. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami alergi, yaitu:

Genetik

Alergi bisa diturunkan dari orang tua ke anak. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki alergi, maka anaknya memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami alergi juga. Genetik juga bisa menentukan jenis alergi yang dialami seseorang, misalnya alergi makanan, alergi obat-obatan, atau alergi lingkungan.

Usia

Alergi bisa terjadi pada usia berapa saja, namun lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Hal ini karena sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang dan lebih sensitif terhadap alergen. Sebagian orang bisa kehilangan alerginya seiring bertambahnya usia, namun sebagian lain bisa tetap alergi seumur hidup.

Lingkungan

Alergi bisa dipengaruhi oleh lingkungan tempat seseorang tinggal, bekerja, atau beraktivitas. Lingkungan yang kotor, lembap, atau berdebu bisa meningkatkan paparan terhadap alergen, seperti jamur, tungau, atau serangga. Lingkungan yang polusi, asap, atau bau juga bisa memicu atau memperburuk alergi, terutama alergi paru-paru.

Gaya hidup

Alergi bisa dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang, seperti pola makan, kebersihan, olahraga, atau stres. Pola makan yang tidak seimbang, kurang vitamin, atau mengandung alergen bisa meningkatkan risiko alergi, terutama alergi makanan.

Kebersihan yang berlebihan atau kurang bisa mengganggu keseimbangan bakteri baik dan buruk di tubuh, yang bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Olahraga yang terlalu berat atau tidak teratur bisa memicu atau memperburuk alergi, terutama alergi paru-paru. Stres yang berkepanjangan bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap alergi.


7. Penyakit Penyerta Alergi

Alergi bisa menyebabkan atau diperparah oleh penyakit-penyakit lain yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh, saluran napas, atau kulit. Penyakit-penyakit ini bisa memperburuk gejala alergi, menurunkan kualitas hidup, dan meningkatkan risiko komplikasi kesehatan. Berikut ini adalah beberapa penyakit penyerta alergi yang umum terjadi:

Rinitis non-alergi

Rinitis non-alergi adalah peradangan pada hidung yang tidak disebabkan oleh alergi, melainkan oleh faktor-faktor lain, seperti infeksi, iritasi, hormon, atau obat-obatan. Rinitis non-alergi bisa menyebabkan gejala yang mirip dengan alergi hidung, seperti hidung tersumbat, bersin, gatal, berair, atau bau. Rinitis non-alergi bisa mempersulit diagnosis alergi, karena bisa meniru atau menutupi gejala alergi.

Polip hidung

Polip hidung adalah benjolan lunak yang tumbuh di dalam rongga hidung, yang bisa menghalangi saluran napas. Polip hidung bisa disebabkan oleh peradangan kronis, infeksi, atau alergi. Polip hidung bisa menyebabkan gejala seperti hidung tersumbat, sakit kepala, nyeri wajah, atau hilangnya penciuman.

Polip hidung bisa mengganggu pernapasan, menurunkan kualitas hidup, dan meningkatkan risiko komplikasi kesehatan, seperti sinusitis, asma, atau infeksi.

Dermatitis kontak

Dermatitis kontak adalah peradangan pada kulit yang disebabkan oleh kontak langsung dengan zat-zat yang menyebabkan iritasi atau alergi, seperti kosmetik, sabun, deterjen, perhiasan, atau serangga. Dermatitis kontak bisa menyebabkan gejala seperti gatal, kemerahan, ruam, bintik-bintik merah, bengkak, atau lecet.

Dermatitis kontak bisa mengganggu penampilan, menurunkan kualitas hidup, dan meningkatkan risiko komplikasi kesehatan, seperti infeksi kulit, luka, atau jaringan parut.

Urtikaria

Urtikaria adalah reaksi kulit yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah yang gatal, yang disebut biduran. Urtikaria bisa disebabkan oleh alergi atau faktor-faktor lain, seperti infeksi, stres, panas, dingin, atau tekanan.

Urtikaria bisa menyebabkan gejala seperti gatal, kemerahan, bengkak, atau nyeri. Urtikaria bisa mengganggu penampilan, menurunkan kualitas hidup, dan meningkatkan risiko komplikasi kesehatan, seperti syok anafilaksis, angioedema, atau infeksi.


8. Pencegahan Alergi

Alergi bisa dicegah atau dikurangi dengan cara menghindari atau mengurangi paparan terhadap alergen, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mencegah alergi:

Kenali alergen Anda

Langkah pertama untuk mencegah alergi adalah mengetahui apa saja alergen yang menyebabkan alergi pada Anda. Anda bisa melakukan tes alergi di dokter atau laboratorium untuk mengetahui jenis alergen yang Anda sensitif.

Anda juga bisa mencatat gejala alergi yang Anda alami, kapan dan di mana alergi terjadi, dan apa yang Anda makan, minum, atau lakukan sebelum alergi muncul. Dengan begitu, Anda bisa mengidentifikasi alergen yang memicu alergi Anda.

Hindari alergen Anda

Langkah kedua untuk mencegah alergi adalah menghindari atau mengurangi paparan terhadap alergen yang Anda sensitif. 

Tingkatkan daya tahan tubuh Anda

Langkah ketiga untuk mencegah alergi adalah meningkatkan daya tahan tubuh Anda, agar sistem kekebalan tubuh Anda bisa bekerja dengan baik dan tidak bereaksi secara berlebihan terhadap alergen.


9. Pengobatan Alergi

Alergi bisa diobati dengan cara mengatasi gejala alergi, mengurangi peradangan, dan mencegah reaksi alergi berulang. Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengobati alergi:

Obat-obatan

Obat-obatan bisa digunakan untuk mengatasi gejala alergi, seperti gatal, ruam, bersin, batuk, sesak napas, atau syok anafilaksis. Obat-obatan yang bisa digunakan untuk alergi antara lain adalah antihistamin, dekongestan, kortikosteroid, bronkodilator, atau epinefrin.

Obat-obatan ini bisa berbentuk tablet, sirup, semprotan, inhaler, krim, atau suntikan. Obat-obatan ini harus digunakan sesuai dengan resep dokter, dosis, dan aturan pakai. Obat-obatan ini juga bisa memiliki efek samping, seperti mengantuk, kering, atau jantung berdebar.

Obat-obatan ini juga bisa berinteraksi dengan obat-obatan lain, yang bisa menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, Anda harus berhati-hati dalam menggunakan obat-obatan untuk alergi, dan berkonsultasi dengan dokter jika Anda memiliki pertanyaan atau keluhan.

Imunoterapi

Imunoterapi adalah pengobatan yang bertujuan untuk mengurangi sensitivitas tubuh terhadap alergen, sehingga reaksi alergi bisa berkurang atau hilang. Imunoterapi dilakukan dengan cara memberikan dosis kecil alergen kepada pasien secara bertahap, baik melalui suntikan, tablet, atau tetes.

Imunoterapi bisa membantu mengobati alergi yang tidak bisa dikontrol dengan obat-obatan, seperti alergi serbuk sari, debu, bulu binatang, atau racun serangga. Imunoterapi harus dilakukan di bawah pengawasan dokter, karena bisa menimbulkan reaksi alergi yang parah, seperti syok anafilaksis. Imunoterapi juga membutuhkan waktu yang lama, bisa sampai beberapa tahun, untuk memberikan hasil yang optimal.

Terapi alternatif

Terapi alternatif adalah pengobatan yang menggunakan metode-metode yang tidak konvensional, seperti akupunktur, hipnoterapi, homeopati, atau herbal. Terapi alternatif bisa membantu mengobati alergi dengan cara merangsang titik-titik tertentu di tubuh, mengubah pola pikir, menyeimbangkan energi, atau memberikan zat-zat alami yang bisa membantu mengatasi gejala alergi.

Terapi alternatif bisa menjadi pilihan bagi pasien yang tidak cocok dengan obat-obatan atau imunoterapi, atau yang ingin mencoba metode yang lebih alami dan holistik. Namun, terapi alternatif belum terbukti secara ilmiah, dan bisa memiliki efek samping, seperti iritasi, infeksi, atau reaksi alergi.

Oleh karena itu, Anda harus berhati-hati dalam menggunakan terapi alternatif untuk alergi, dan berkonsultasi dengan dokter sebelum mencobanya.


10. Kesimpulan

Alergi adalah reaksi yang terlalu berlebihan dari sistem kekebalan tubuh terhadap zat-zat tertentu yang sebenarnya tidak berbahaya, yang disebut alergen. Alergi bisa menyebabkan berbagai gejala yang mengganggu, seperti gatal, ruam, bersin, batuk, sesak napas, hingga syok anafilaksis.

Alergi juga bisa memicu atau memperburuk penyakit lain, seperti asma, eksim, sinusitis, dan lain-lain. Alergi bisa berdampak negatif pada kualitas hidup seseorang, karena bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, menurunkan produktivitas, dan meningkatkan risiko komplikasi kesehatan.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami alergi, agar kita bisa menghindari atau mengurangi paparan terhadap alergen, mengenali gejala alergi, dan mendapatkan penanganan yang tepat jika alergi terjadi.

Dengan memahami alergi, kita juga bisa meningkatkan kesadaran dan empati terhadap orang-orang yang mengalami alergi, serta mendukung upaya-upaya penelitian dan pengembangan untuk mencari solusi alergi.


11. FAQ

Apakah alergi bisa sembuh?

Alergi adalah kondisi yang bisa berlangsung seumur hidup, atau bisa hilang seiring bertambahnya usia. Alergi yang berlangsung seumur hidup biasanya disebabkan oleh alergen yang sulit dihindari, seperti kacang tanah, udang, atau lateks.

Alergi yang bisa hilang seiring bertambahnya usia biasanya disebabkan oleh alergen yang mudah dihindari, seperti telur, susu, atau gluten. Alergi juga bisa berubah-ubah, yaitu bisa muncul, menghilang, atau berganti jenis sepanjang hidup seseorang.

Apakah alergi bisa menular?

Alergi tidak bisa menular dari orang ke orang, karena alergi bukan disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur. Alergi disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap alergen, yang bisa berbeda-beda untuk setiap orang. Namun, alergi bisa diturunkan dari orang tua ke anak, karena alergi memiliki faktor genetik yang kuat.

Apakah alergi bisa berbahaya?

Alergi bisa berbahaya jika menyebabkan reaksi alergi yang parah, seperti syok anafilaksis, yang bisa mengancam jiwa. Alergi juga bisa berbahaya jika menyebabkan atau memperburuk penyakit lain, seperti asma, eksim, sinusitis, atau infeksi.

Alergi juga bisa berbahaya jika mengganggu aktivitas sehari-hari, menurunkan produktivitas, dan menurunkan kualitas hidup. Oleh karena itu, alergi harus ditangani dengan serius, dan tidak dianggap sepele.

Bagaimana cara mengetahui apakah saya alergi?

Cara mengetahui apakah Anda alergi adalah dengan melakukan tes alergi di dokter atau laboratorium. Tes alergi adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis alergen yang Anda sensitif.

Tes alergi bisa dilakukan dengan cara mengambil sampel darah, kulit, atau lendir dari hidung atau mulut Anda, dan menguji reaksi sistem kekebalan tubuh Anda terhadap alergen tertentu. Tes alergi bisa membantu Anda mengetahui alergen yang harus Anda hindari, dan pengobatan yang sesuai untuk alergi Anda.

Apa yang harus saya lakukan jika saya alergi?

Jika Anda alergi, Anda harus melakukan hal-hal berikut:Segera hentikan kontak dengan alergen yang menyebabkan alergi Anda, jika memungkinkan.

  • Gunakan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter, atau obat-obatan yang tersedia di apotek, untuk mengatasi gejala alergi Anda, seperti antihistamin, dekongestan, kortikosteroid, bronkodilator, atau epinefrin.
  • Jika gejala alergi Anda parah, seperti syok anafilaksis, segera hubungi dokter atau layanan darurat, dan minta bantuan orang di sekitar Anda.
  • Jika gejala alergi Anda berulang, berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, dan pengobatan yang sesuai, seperti imunoterapi atau terapi alternatif.
  • Ubah gaya hidup Anda menjadi lebih sehat, dengan menghindari atau mengurangi paparan terhadap alergen, dan meningkatkan daya tahan tubuh Anda.


12. Daftar Pustaka

  • Alergi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
  • Alergi: Penyebab, Gejala, Jenis, dan Pengobatan - Alodokter
  • Alergi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya - Hello Sehat
  • Alergi: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan - KlikDokter
  • Alergi: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan - HonestDocs