Blog


Monday, 04-03-2024 | Ichsan | Kedokteran

Share:

Flu: Definisi, Gejala, Penyebab, Pencegahan dan Pengeobatan

Flu adalah penyakit yang sering menyerang banyak orang, terutama di musim dingin. Flu dapat menyebabkan gejala yang tidak nyaman, seperti demam, batuk, pilek, sakit kepala, dan nyeri otot.

Flu juga dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti pneumonia, radang jantung, dan kematian. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami flu, penyebabnya, gejalanya, faktor risikonya, pencegahannya, dan pengobatannya.

Artikel ini akan menjelaskan semua hal tersebut secara ringkas dan mudah dipahami.

Daftar Isi

Pendahuluan

1. Definisi Flu

2. Mengapa Perlu Memahami Flu

3. Gejala Flu

4. Penyebab Flu

5. Komplikasi Flu

6. Faktor Risiko Flu

7. Penyakit yang Memperburuk Flu

8. Pencegahan Flu

9. Pengobatan Flu

10. Kesimpulan

11. FAQ

12. Daftar Pustaka


===


1. Definisi Flu

Flu adalah singkatan dari influenza, yaitu infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Ada empat jenis virus influenza, yaitu A, B, C, dan D.

Virus influenza A dan B adalah yang paling sering menyebabkan flu musiman, sedangkan virus influenza C dan D jarang menimbulkan gejala pada manusia. Virus influenza dapat bermutasi dan berubah-ubah setiap tahunnya, sehingga vaksin flu harus disesuaikan dengan strain virus yang beredar.


2. Mengapa Perlu Memahami Flu

Flu adalah penyakit yang sangat menular dan dapat menyebar dengan cepat melalui droplet yang keluar saat orang bersin, batuk, atau berbicara. Flu dapat menular dari satu orang ke orang lain sebelum gejala muncul, atau hingga 5-7 hari setelah sakit.

Flu dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih berbahaya bagi orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti bayi, anak-anak, lansia, ibu hamil, dan orang yang menderita penyakit kronis. Flu dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti pneumonia, radang jantung, dan kematian.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), flu menyebabkan sekitar 3-5 juta kasus penyakit parah dan 290.000-650.000 kematian setiap tahunnya di seluruh dunia. Oleh karena itu, memahami flu dapat membantu kita untuk mencegah, mengenali, dan mengobati penyakit ini dengan tepat.


3. Gejala Flu

Gejala flu biasanya muncul secara tiba-tiba dan dapat bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada jenis virus, usia, dan kondisi kesehatan seseorang. Gejala flu umumnya meliputi:

  • Demam tinggi (di atas 38°C)
  • Batuk kering
  • Pilek atau hidung tersumbat
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot atau sendi
  • Kelelahan atau lemas
  • Mual, muntah, atau diare (lebih sering terjadi pada anak-anak)

Gejala flu biasanya berlangsung selama 3-7 hari, tetapi batuk dan lemas dapat berlanjut hingga 2 minggu. Jika gejala flu tidak membaik setelah 7 hari, atau jika muncul gejala yang lebih parah, seperti kesulitan bernapas, nyeri dada, pingsan, atau kebingungan, segera hubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat.


4. Penyebab Flu

Flu disebabkan oleh virus influenza yang menyerang sistem pernapasan. Virus influenza dapat bermutasi dan berubah-ubah setiap tahunnya, sehingga vaksin flu harus disesuaikan dengan strain virus yang beredar. Virus influenza dapat menyebar melalui droplet yang keluar saat orang bersin, batuk, atau berbicara.

Virus influenza juga dapat menempel pada permukaan benda, seperti gagang pintu, meja, atau telepon, dan dapat ditularkan melalui sentuhan. Virus influenza dapat bertahan hidup di udara selama beberapa jam, dan di permukaan benda selama beberapa hari.


5. Komplikasi Flu

Flu dapat menyebabkan komplikasi yang serius, terutama bagi orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti bayi, anak-anak, lansia, ibu hamil, dan orang yang menderita penyakit kronis.

Komplikasi flu yang paling umum adalah pneumonia, yaitu peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Pneumonia dapat menyebabkan kesulitan bernapas, nyeri dada, demam tinggi, menggigil, dan batuk berdahak.

Pneumonia dapat diobati dengan antibiotik, tetapi jika tidak ditangani dengan segera, dapat menyebabkan gagal napas dan kematian. Komplikasi flu lainnya yang dapat terjadi adalah:

  • Radang jantung (miokarditis), yaitu peradangan pada otot jantung yang dapat menyebabkan aritmia, gagal jantung, atau kematian mendadak.
  • Radang otak (ensefalitis), yaitu peradangan pada otak yang dapat menyebabkan kejang, koma, atau kerusakan otak permanen.
  • Radang otot (miyositis), yaitu peradangan pada otot yang dapat menyebabkan nyeri, kelemahan, atau kerusakan otot.
  • Radang ginjal (nefritis), yaitu peradangan pada ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal, darah dalam urine, atau tekanan darah tinggi.
  • Sindrom syok toksik, yaitu kondisi yang disebabkan oleh racun yang diproduksi oleh bakteri yang menginfeksi darah. Sindrom syok toksik dapat menyebabkan tekanan darah rendah, demam tinggi, muntah, diare, ruam kulit, atau kegagalan organ.


6. Faktor Risiko Flu

Faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena flu adalah:

  • Berusia di bawah 5 tahun atau di atas 65 tahun
  • Hamil atau baru melahirkan dalam 2 minggu terakhir
  • Menderita penyakit kronis, seperti asma, diabetes, jantung, ginjal, hati, atau darah
  • Mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV, AIDS, atau kanker
  • Mengonsumsi obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid, imunosupresan, atau kemoterapi
  • Berada di tempat yang padat penduduk, seperti sekolah, kantor, atau transportasi umum
  • Berkontak dekat dengan orang yang sakit flu


7. Penyakit yang Memperburuk Flu

Flu dapat memperburuk kondisi kesehatan seseorang yang sudah menderita penyakit tertentu, seperti:

  • Asma, yaitu penyakit yang menyebabkan saluran napas menyempit dan bengkak. Flu dapat menyebabkan asma kambuh dan menyulitkan napas.
  • Diabetes, yaitu penyakit yang menyebabkan kadar gula darah tidak terkontrol. Flu dapat menyebabkan gula darah naik atau turun secara drastis, dan meningkatkan risiko infeksi.
  • Jantung, yaitu penyakit yang menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah dengan baik. Flu dapat menyebabkan jantung bekerja lebih keras dan meningkatkan risiko serangan jantung atau gagal jantung.
  • Ginjal, yaitu penyakit yang menyebabkan ginjal tidak dapat menyaring limbah dari darah. Flu dapat menyebabkan dehidrasi, peradangan, dan infeksi pada ginjal, dan meningkatkan risiko gagal ginjal.
  • Hati, yaitu penyakit yang menyebabkan hati tidak dapat memetabolisme zat-zat berbahaya dari tubuh. Flu dapat menyebabkan peradangan, kerusakan, dan infeksi pada hati, dan meningkatkan risiko gagal hati.


8. Pencegahan Flu

Pencegahan flu yang paling efektif adalah dengan mendapatkan vaksin flu setiap tahunnya. Vaksin flu dapat melindungi tubuh dari strain virus influenza yang paling umum dan berbahaya. Vaksin flu dapat mengurangi risiko terkena flu hingga 60%, dan mengurangi risiko komplikasi flu hingga 80%.

Vaksin flu disarankan untuk semua orang yang berusia di atas 6 bulan, terutama yang termasuk dalam kelompok berisiko tinggi. Vaksin flu dapat diberikan melalui suntikan atau semprotan hidung, tergantung pada usia dan kondisi kesehatan seseorang.

Vaksin flu aman dan efektif, tetapi dapat menimbulkan efek samping ringan, seperti nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan, demam rendah, atau pegal-pegal.

Selain vaksin flu, ada beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk mencegah flu, yaitu:

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, terutama sebelum dan sesudah makan, setelah bersin, batuk, atau menyentuh hidung, dan setelah berada di tempat umum.
  • Menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit flu, atau menggunakan masker, sarung tangan, dan pelindung mata jika harus berinteraksi dengan mereka.
  • Menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain saat berada di tempat umum, terutama yang padat penduduk.
  • Menjaga kebersihan lingkungan, seperti membersihkan dan mendisinfeksi permukaan benda yang sering disentuh, seperti gagang pintu, meja, atau telepon.
  • Menjaga kesehatan tubuh, seperti mengonsumsi makanan bergizi, minum air yang cukup, berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan menghindari stres, rokok, dan alkohol.


9. Pengobatan Flu

Flu biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu, tanpa perlu pengobatan khusus. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala flu dan mempercepat proses penyembuhan, yaitu:

  • Istirahat yang cukup dan menghindari aktivitas yang berat atau melelahkan.
  • Minum banyak cairan, seperti air, jus buah, atau sup, untuk mencegah dehidrasi dan mengencerkan lendir.
  • Mengonsumsi obat pereda demam, seperti parasetamol atau ibuprofen, untuk menurunkan suhu tubuh dan mengurangi nyeri. Hindari memberikan aspirin kepada anak-anak atau remaja, karena dapat menyebabkan sindrom Reye, yaitu kondisi yang dapat merusak otak dan hati.
  • Mengonsumsi obat batuk atau pilek, seperti dekongestan, antihistamin, atau ekspektoran, untuk meredakan batuk, pilek, atau sakit tenggorokan. Baca label dan petunjuk penggunaan obat dengan teliti, dan jangan mengonsumsi lebih dari dosis yang dianjurkan. Hindari memberikan obat batuk atau pilek kepada anak-anak di bawah 4 tahun, karena dapat menyebabkan efek samping yang serius.
  • Menghirup uap hangat, seperti dari panci air mendidih, shower, atau humidifier, untuk melembapkan saluran napas dan membantu mengeluarkan lendir.
  • Menggunakan salep mentol, seperti Vicks VapoRub, di dada, leher, atau hidung, untuk membantu bernapas lebih lega.
  • Menggunakan semprotan garam, seperti saline nasal spray, untuk membersihkan hidung tersumbat dan mengurangi iritasi.
  • Menggunakan permen pelega tenggorokan, seperti lozenges, untuk melembutkan dan menenangkan tenggorokan yang sakit. Hindari memberikan permen pelega tenggorokan kepada anak-anak di bawah 4 tahun, karena dapat menyebabkan tersedak.

Jika gejala flu tidak membaik setelah 7 hari, atau jika muncul gejala yang lebih parah, seperti kesulitan bernapas, nyeri dada, pingsan, atau kebingungan, segera hubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat.

Dokter dapat meresepkan obat antivirus, seperti oseltamivir (Tamiflu), zanamivir (Relenza), atau baloxavir (Xofluza), untuk menghambat perkembangan virus influenza dan mengurangi durasi dan keparahan gejala flu.

Obat antivirus harus diminum dalam waktu 48 jam setelah gejala flu muncul, dan harus diikuti dengan petunjuk dokter.


10. Kesimpulan

Flu adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza yang menyerang sistem pernapasan. Flu dapat menyebabkan gejala yang tidak nyaman, seperti demam, batuk, pilek, sakit kepala, dan nyeri otot.

Flu juga dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti pneumonia, radang jantung, dan kematian. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami flu, penyebabnya, gejalanya, faktor risikonya, pencegahannya, dan pengobatannya.

Artikel ini telah menjelaskan semua hal tersebut secara ringkas dan mudah dipahami. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan kita tentang flu.


11. FAQ

Apa bedanya flu dengan pilek?

Flu dan pilek adalah dua penyakit yang berbeda, meskipun memiliki beberapa gejala yang sama, seperti batuk, pilek, dan sakit tenggorokan. Flu disebabkan oleh virus influenza, sedangkan pilek disebabkan oleh lebih dari 200 jenis virus yang berbeda, seperti rhinovirus, coronavirus, atau adenovirus.

Flu biasanya lebih parah daripada pilek, dan dapat menyebabkan demam tinggi, nyeri otot, kelelahan, dan komplikasi yang serius. Pilek biasanya lebih ringan daripada flu, dan jarang menyebabkan demam, nyeri otot, atau komplikasi yang serius.

Apa itu flu burung dan flu babi?

Flu burung dan flu babi adalah dua jenis flu yang disebabkan oleh virus influenza A yang berasal dari unggas dan babi. Flu burung dan flu babi dapat menular dari hewan ke manusia, dan dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan flu biasa, tetapi lebih parah dan berbahaya.

Flu burung dan flu babi juga dapat menular dari manusia ke manusia, dan dapat menyebabkan wabah atau pandemi global. Contoh flu burung dan flu babi yang pernah terjadi adalah H5N1, H7N9, H1N1, dan H3N2.

Apa itu flu corona?

Flu corona adalah istilah yang salah digunakan untuk menyebut penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru, yaitu COVID-19. Flu corona bukanlah flu, karena tidak disebabkan oleh virus influenza, tetapi oleh virus corona.

Flu corona dan flu memiliki beberapa gejala yang sama, seperti demam, batuk, dan kesulitan bernapas, tetapi juga memiliki beberapa gejala yang berbeda, seperti hilangnya indera penciuman atau pengecapan, ruam kulit, atau mata merah.

Flu corona lebih mudah menular dan lebih mematikan daripada flu biasa, dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti sindrom pernapasan akut berat (ARDS), trombosis, atau sindrom inflamasi multisistem (MIS).

Bagaimana cara mengetahui apakah saya terkena flu atau flu corona?

Untuk mengetahui apakah anda terkena flu atau flu corona, anda harus melakukan tes laboratorium yang dapat mendeteksi virus yang menginfeksi tubuh anda. Tes yang dapat dilakukan adalah tes PCR (polymerase chain reaction), yang dapat mengidentifikasi materi genetik dari virus, atau tes antigen, yang dapat mengidentifikasi protein dari virus.

Tes antigen lebih cepat dan murah daripada tes PCR, tetapi lebih rentan terhadap kesalahan dan kegagalan. Tes PCR dan tes antigen dapat dilakukan dengan mengambil sampel lendir dari hidung atau tenggorokan dengan menggunakan alat yang disebut swab.

Tes PCR dan tes antigen dapat dilakukan di rumah sakit, klinik, atau laboratorium yang telah ditunjuk oleh pemerintah atau otoritas kesehatan. Jika anda mengalami gejala yang menyerupai flu atau flu corona, segera lakukan tes dan isolasi diri sampai anda mendapatkan hasilnya.


12. Daftar Pustaka

  • WHO. (2020). Influenza (Seasonal).
  • CDC. (2020). Flu Symptoms & Complications.
  • Mayo Clinic. (2019). Influenza (flu).
  • Healthline. (2019). Flu Treatment: Home Remedies and Medications.
  • Kementerian Kesehatan RI. (2020). Vaksin Influenza.
  • Kementerian Kesehatan RI. (2020). COVID-19.
  • WebMD. (2020). Flu vs. Coronavirus: Similarities and Differences.
  • MedlinePlus. (2020). Bird Flu.
  • MedlinePlus. (2020). Swine Flu.